Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Zat Besi Apa Saja ?

Pelajari faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi dalam tubuh dan bagaimana memaksimalkannya untuk menjaga kesehatan. Dapatkan tips dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Zat Besi - Proses penyerapan zat besi terjadi pada bagian atas usus dua belas jari (duodenum) dan usus halus (jejenum). Zat besi masuk ke dalam lambung dari kerongkongan dalam bentuk besi (ferri), kemudian terjadi oksidasi menjadi bentuk besi yang dapat larut (ferro). Tingkat keasaman yang ditimbulkan oleh asam lambung akan menurunkan pH dan secara signifikan meningkatkan kelarutan serta kemampuan penyerapan zat besi.

apa sih Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Zat Besi
Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Zat Besi

Sobat akukesmas , Dikutip dari Alodokter.com, Zat besi merupakan mineral yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah. Hemoglobin sendiri adalah protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Selain itu, zat besi memiliki fungsi lain yang juga penting bagi tubuh, seperti: Mengatasi anemia.

Penyerapan zat besi adalah proses penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Namun, tidak semua zat besi yang kita konsumsi dapat diserap oleh tubuh dengan optimal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi, baik yang berasal dari makanan maupun suplemen. Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor tersebut dan bagaimana mereka mempengaruhi penyerapan zat besi.

"Penyerapan Zat Besi"
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Zat Besi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Zat Besi :

Penyerapan zat besi oleh tubuh merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pemahaman tentang faktor-faktor ini penting untuk memastikan keseimbangan nutrisi yang optimal. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi:

1. Jenis Zat Besi:

Terdapat dua jenis zat besi, yaitu heme dan non-heme. Zat besi heme berasal dari sumber hewani seperti daging, ikan, dan unggas. Penyerapannya lebih efisien dibandingkan dengan zat besi non-heme yang ditemukan dalam produk nabati seperti sayuran dan biji-bijian.

2. Keberadaan Zat Makanan Bersamaan:

Beberapa zat makanan dapat meningkatkan atau menghambat penyerapan zat besi. Misalnya, vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi non-heme, sementara kalsium dan tannin (yang ditemukan dalam teh dan kopi) dapat menghambat penyerapan zat besi.

3. Keadaan Kesehatan Lambung:

Keadaan asam lambung yang cukup diperlukan untuk mengubah zat besi non-heme menjadi bentuk yang lebih mudah diserap. Gangguan lambung seperti gastritis atau penggunaan obat antasida dapat mempengaruhi penyerapan zat besi.

4. Kondisi Kesehatan:

Kondisi kesehatan tertentu, seperti anemia, dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebagai respons tubuh terhadap kekurangan tersebut. Sebaliknya, kondisi seperti thalassemia atau hemokromatosis dapat memengaruhi penyerapan zat besi.

5. Status Nutrisi Keseluruhan:

Kondisi gizi umum tubuh juga berpengaruh. Nutrisi yang mencukupi, terutama vitamin dan mineral lainnya, mendukung penyerapan zat besi yang optimal.

6. Umur dan Jenis Kelamin:

Anak-anak, remaja perempuan yang menstruasi, dan wanita hamil cenderung memerlukan asupan zat besi yang lebih tinggi. Sementara itu, kebutuhan zat besi pada laki-laki dewasa lebih rendah.

7. Gangguan Penyerapan:

Beberapa kondisi medis, seperti penyakit celiac atau penyakit Crohn, dapat menghambat penyerapan zat besi oleh usus.

8. Asupan Zat Besi dalam Diet:

Jumlah zat besi yang dikonsumsi melalui makanan juga mempengaruhi penyerapan. Kelebihan asupan zat besi dapat mengganggu keseimbangan dan menyebabkan masalah kesehatan.

9. Kondisi Fisiologis:

Faktor-faktor fisiologis seperti kehamilan, menyusui, atau pertumbuhan cepat pada masa remaja dapat mempengaruhi kebutuhan dan penyerapan zat besi.

Pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor ini memungkinkan seseorang untuk mengelola asupan zat besi dengan bijak, mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh. Sebaiknya, konsultasikan dengan profesional kesehatan atau ahli gizi untuk memastikan kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kondisi individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi lainnya yaitu : 

Kandungan zat besi dalam makanan

Kandungan zat besi dalam makanan adalah faktor penting yang mempengaruhi penyerapan zat besi. Zat besi heme berasal dari hemoglobin hewani, sedangkan zat besi non-heme berasal dari tumbuhan.
Zat besi heme, yang ditemukan dalam daging merah dan unggas, lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan zat besi non-heme, yang ditemukan dalam sumber nabati seperti kacang-kacangan dan sayuran hijau.
Namun, kombinasi makanan yang tepat dapat meningkatkan penyerapan zat besi non-heme. Misalnya, mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C seperti jeruk atau tomat dapat meningkatkan penyerapan zat besi non-heme.

Kandungan fitat dalam makanan

Fitat adalah senyawa yang ditemukan pada biji-bijian dan kacang-kacangan yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan yang kaya fitat seperti kacang-kacangan atau sereal bersama dengan makanan yang kaya zat besi dapat mengurangi penyerapan zat besi. Untuk mengurangi efek negatif fitat pada penyerapan zat besi, rendam kacang-kacangan dan biji-bijian semalaman sebelum dimasak atau fermentasi makanan yang mengandung fitat.

Kandungan kalsium dalam makanan

Kalsium adalah mineral penting yang ditemukan dalam susu dan produk susu, serta dalam beberapa sayuran hijau. Namun, konsumsi kalsium yang berlebihan dapat menghambat penyerapan zat besi. Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi produk susu bersamaan dengan makanan yang kaya zat besi. Jika Anda mengonsumsi suplemen kalsium, pastikan untuk memisahkan waktu minum dengan suplemen zat besi.

Kandungan polifenol dalam makanan

Polifenol adalah senyawa yang ditemukan dalam banyak jenis makanan, seperti teh, kopi, anggur merah, dan cokelat. Polifenol dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme. Oleh karena itu, hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang kaya polifenol bersamaan dengan makanan yang kaya zat besi.

Kondisi kesehatan

Kondisi kesehatan tertentu, seperti anemia, celiac, atau penyakit radang usus, dapat mempengaruhi penyerapan zat besi. Orang yang menderita kondisi ini mungkin perlu mengonsumsi suplemen zat besi atau menjalani diet khusus untuk memenuhi kebutuhan zat besi.
Selain kondisi kesehatan yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa kondisi kesehatan lain yang dapat mempengaruhi penyerapan zat besi, seperti infeksi, peradangan kronis, atau penyakit ginjal. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu yang dapat mempengaruhi penyerapan zat besi.

Konsumsi obat-obatan

Beberapa obat-obatan juga dapat mempengaruhi penyerapan zat besi, seperti antasida, pengikat fosfat, dan inhibitor pompa proton. Jika Anda mengonsumsi obat-obatan ini, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker untuk mengetahui cara mengonsumsi zat besi yang tepat.

Kebutuhan individu

Setiap orang memiliki kebutuhan zat besi yang berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan. Misalnya, wanita hamil atau menyusui membutuhkan lebih banyak zat besi daripada orang dewasa pada umumnya. Oleh karena itu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui kebutuhan zat besi Anda dan bagaimana memenuhinya dengan cara yang tepat.

Metode memasak

Metode memasak makanan juga dapat mempengaruhi penyerapan zat besi. Misalnya, memasak makanan dalam panci besi dapat meningkatkan kandungan zat besi dalam makanan. Namun, memasak makanan terlalu lama atau memasak dengan suhu yang terlalu tinggi dapat mengurangi kandungan zat besi dalam makanan. Oleh karena itu, sebaiknya memilih metode memasak yang tepat untuk menjaga kandungan zat besi dalam makanan.

Konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dengan mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi. Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi alkohol bersamaan dengan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi.

Kesimpulan

Dalam rangka memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan mengonsumsi makanan yang tepat, memasak dengan cara yang tepat, dan menjaga kesehatan tubuh secara umum, Anda dapat memastikan bahwa tubuh Anda memperoleh zat besi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau membutuhkan saran tentang cara memenuhi kebutuhan zat besi.

Referensi : 

  • Alodokter. (2022, Januari 25). Zat besi. Alodokter. https://www.alodokter.com/zat-besi
  • Hurrell, R. F. (2002). Influence of vegetable protein sources on trace element and mineral bioavailability. Journal of Nutrition, 132(7), 1687S–1691S. https://doi.org/10.1093/jn/132.7.1687S
  • Hunt, J. R. (2003). Bioavailability of iron, zinc, and other trace minerals from vegetarian diets. The American Journal of Clinical Nutrition, 78(3), 633S–639S. https://doi.org/10.1093/ajcn/78.3.633S
  • Institute of Medicine (US) Panel on Micronutrients. (2001). Dietary Reference Intakes for Vitamin A, Vitamin K, Arsenic, Boron, Chromium, Copper, Iodine, Iron, Manganese, Molybdenum, Nickel, Silicon, Vanadium, and Zinc. National Academies Press (US). https://doi.org/10.17226/10026
  • Monsen, E. R. (1988). Dietary reference intakes for the trace elements: Rationale and methods for derivation. Advances in Experimental Medicine and Biology, 249, 3–19. https://doi.org/10.1007/978-1-4684-5487-6_1
  • Sharpe, P. A., Granner, M. L., & Conway, J. M. (2002). A review of dietary influences on iron status: Recommendations for iron intake screening and supplementation. American Journal of Lifestyle Medicine, 2(6), 464–477. https://doi.org/10.1177/155982760200200602
  • U.S. Department of Agriculture, Agricultural Research Service. (2019). USDA Food Composition Databases. https://fdc.nal.usda.gov/


LihatTutupKomentar